
Tantangan dan Harapan Sistem Kesehatan di Indonesia: Antara Akses, Kualitas, dan Pemerataan
Kesehatan merupakan hak dasar setiap warga negara, sebagaimana rajazeus tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28H. Pemerintah Indonesia telah menetapkan berbagai kebijakan untuk mewujudkan masyarakat yang sehat melalui program nasional, seperti Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan pembangunan fasilitas kesehatan di seluruh pelosok negeri. Namun, hingga hari ini, sistem kesehatan di Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan yang kompleks, mulai dari akses layanan, kualitas sumber daya manusia, hingga pemerataan fasilitas kesehatan.
Akses Kesehatan: Masih Jadi PR Besar
Salah satu masalah utama dalam sistem kesehatan di Indonesia adalah akses yang tidak merata. Wilayah Indonesia yang luas dan terdiri dari ribuan pulau menjadi tantangan tersendiri dalam menyediakan layanan kesehatan yang setara untuk seluruh penduduk. Di daerah-daerah terpencil dan perbatasan, banyak masyarakat yang harus menempuh perjalanan jauh hanya untuk mendapatkan layanan kesehatan dasar.
Meskipun pemerintah telah membangun Puskesmas dan Rumah Sakit di banyak wilayah, tidak semuanya beroperasi secara optimal. Masih banyak fasilitas kesehatan yang kekurangan tenaga medis, obat-obatan, serta peralatan yang memadai.
Kualitas Layanan Kesehatan: Antara Ideal dan Kenyataan
Selain akses, kualitas layanan kesehatan juga masih menjadi perhatian serius. Beberapa rumah sakit rujukan di kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Medan mungkin sudah memenuhi standar pelayanan yang baik. Namun, banyak fasilitas di daerah masih belum bisa memberikan layanan yang optimal karena keterbatasan SDM dan teknologi.
Salah satu indikator kualitas adalah rasio dokter terhadap jumlah penduduk. Menurut data Kementerian Kesehatan tahun 2023, rasio dokter umum di Indonesia adalah sekitar 4 per 10.000 penduduk, jauh di bawah standar WHO yang merekomendasikan minimal 10 dokter per 10.000 penduduk. Belum lagi distribusi dokter yang tidak merata, di mana sebagian besar tenaga medis terkonsentrasi di kota-kota besar.
Tantangan SDM Kesehatan
Sumber daya manusia kesehatan, termasuk dokter, perawat, dan tenaga medis lainnya, memegang peran kunci dalam keberhasilan sistem kesehatan. Tantangan utama yang dihadapi adalah:
-
Kurangnya insentif dan fasilitas di daerah terpencil, sehingga tenaga medis enggan ditempatkan di sana.
-
Ketimpangan kompetensi, di mana kualitas lulusan tenaga kesehatan belum merata.
-
Burnout tenaga medis, terutama selama masa pandemi COVID-19, yang membuat banyak tenaga kesehatan mengalami tekanan mental dan fisik.
Pemerintah perlu memperbaiki sistem distribusi, pelatihan, dan kesejahteraan tenaga kesehatan agar bisa menjaga semangat kerja dan motivasi mereka, terutama di wilayah tertinggal.
Program JKN dan BPJS Kesehatan: Inovasi yang Perlu Diperkuat
Sejak diluncurkan pada 1 Januari 2014, Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) melalui BPJS Kesehatan telah menjadi tonggak penting dalam mewujudkan Universal Health Coverage (UHC) di Indonesia. Hingga tahun 2024, lebih dari 250 juta jiwa telah terdaftar sebagai peserta BPJS.
Namun, di balik angka yang besar itu, masih banyak kendala yang dihadapi:
-
Defisit anggaran, meskipun kini sudah mulai membaik.
-
Prosedur rujukan yang berbelit-belit, membuat pasien harus melalui proses panjang untuk mendapat layanan lanjutan.
-
Kepuasan pasien, yang masih belum sepenuhnya terpenuhi, terutama terkait antrean panjang dan keterbatasan dokter spesialis.
Program JKN perlu didukung dengan efisiensi manajemen, transparansi, serta perbaikan sistem layanan agar lebih responsif terhadap kebutuhan masyarakat.
Penyakit Menular dan Tidak Menular: Ancaman Ganda
Indonesia menghadapi beban ganda penyakit, yaitu penyakit menular seperti TB, DBD, dan malaria, serta penyakit tidak menular (PTM) seperti diabetes, hipertensi, dan kanker yang semakin meningkat. Gaya hidup tidak sehat, kurangnya aktivitas fisik, dan konsumsi makanan tinggi gula dan lemak memperburuk situasi.
Kementerian Kesehatan telah menjalankan program GERMAS (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat) untuk mendorong kesadaran hidup sehat. Namun, keberhasilan program ini masih tergantung pada kolaborasi lintas sektor, termasuk pendidikan, transportasi, dan lingkungan.
Harapan dan Solusi ke Depan
Agar sistem kesehatan Indonesia lebih maju dan merata, beberapa langkah strategis perlu ditempuh:
-
Digitalisasi layanan kesehatan, seperti penggunaan telemedicine dan sistem rekam medis elektronik, untuk menjangkau daerah terpencil.
-
Investasi dalam pendidikan tenaga medis, dengan fokus pada distribusi dan pelatihan lanjutan.
-
Penguatan peran Puskesmas dan layanan primer sebagai ujung tombak sistem kesehatan.
-
Mendorong kolaborasi swasta dan publik, termasuk kerja sama dengan startup health-tech.
-
Pendidikan kesehatan masyarakat, terutama dalam pencegahan penyakit dan pengelolaan gaya hidup.
Kesimpulan
BACA JUGA: Potret Kesehatan Indonesia Mei 2025 Menurut WHO
Sistem kesehatan Indonesia telah menunjukkan kemajuan dalam beberapa tahun terakhir, terutama dengan adanya JKN dan peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup sehat. Namun, tantangan besar masih membayangi, terutama dalam hal akses, kualitas, dan pemerataan layanan. Dibutuhkan komitmen kuat dari pemerintah, dukungan swasta, serta partisipasi aktif masyarakat agar cita-cita Indonesia sehat dapat tercapai secara merata dan berkelanjutan.